
IHSG Anjlok 1,83% ke Level 6.485: Sentimen Hawkish The Fed Buat Saham Bank
IHSG Anjlok 1,83% ke Level 6.485
Pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan hari ini turun semakin dalam. Pada pukul 16.30 WIB, IHSG turun 120,73 poin atau 1,83% ke level 6.485. Penurunan ini dipicu oleh melemahnya saham-saham bank besar yang tertekan hingga lebih dari 5% akibat sentimen hawkish dari The Fed.
Transaksi Perdagangan Saham
Transaksi perdagangan saham didominasi oleh aksi jual, dengan volume mencapai 13,16 miliar saham dan nilai transaksi sebesar Rp8,45 triliun. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 863 ribu kali.
Sebanyak 429 saham mengalami penurunan, sementara 165 saham lainnya juga melemah, dan 192 saham tidak mengalami perubahan.
Penurunan Sejak Awal Perdagangan
IHSG sudah menunjukkan penurunan sejak awal perdagangan pagi ini, langsung tertekan setelah pembukaan hingga mencapai posisi terendah di 6.443,22 pada perdagangan Kamis (27/2/2025). Menurut data Bloomberg, IHSG mencatatkan penurunan terdalam di Asia dan ASEAN.
Kekhawatiran Pasar Global
Tekanan yang dialami IHSG terjadi di tengah kekhawatiran pasar global terkait pengumuman tarif terbaru dari Donald Trump, yang membuat pasar lebih berhati-hati menjelang rilis data inflasi PCE pada hari Jumat, yang diperkirakan akan melambat dan berpotensi membuat The Fed lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan mengenai suku bunga acuan.
Pernyataan Raphael Bostic
Terbaru, Presiden Federal Reserve Bank of Atlanta, Raphael Bostic, menegaskan bahwa Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sebaiknya mempertahankan suku bunga pada level saat ini untuk terus menekan inflasi.
“Kita harus tetap berada di posisi ini,” kata Bostic dalam sebuah konferensi perumahan yang berlangsung di Atlanta pada Rabu (26/2/2025), seperti dilaporkan oleh Bloomberg News.
Ia menambahkan, “Kita dapat menyimpulkan bahwa mandat ketenagakerjaan telah terpenuhi, dan kini saatnya kita fokus pada pengendalian mandat stabilitas harga.” Ia juga men