
Trump Serang Zelensky: Tuduh Diktator dan Tolak Damai dengan Rusia
Rusia Memperluas Wilayah yang Didudukinya
Rusia terus memperluas wilayah yang didudukinya. Saat ini, Moskow telah menguasai sekitar 20% dari wilayah Ukraina dan secara bertahap memperkuat pengaruhnya di bagian timur negara tersebut.
Rusia mengklaim bahwa tindakan militernya merupakan respons terhadap ancaman eksistensial yang ditimbulkan oleh upaya Ukraina untuk bergabung dengan NATO. Namun, Ukraina dan negara-negara Barat menilai tindakan tersebut sebagai invasi yang bersifat imperialistik.
Pertemuan Zelensky dengan Utusan Khusus Trump
Zelensky, yang pada hari Rabu bertemu dengan utusan khusus Trump untuk Ukraina, Keith Kellogg, menekankan bahwa tim Trump seharusnya lebih memahami “kebenaran” mengenai situasi yang terjadi di Ukraina.
“Kami memiliki bukti bahwa angka-angka ini sedang dibahas antara Amerika dan Rusia. Ini menunjukkan bahwa Presiden Trump… sayangnya terjebak dalam ruang disinformasi ini,” ungkap Zelensky dalam wawancara dengan televisi Ukraina.
Klaim dan Propaganda
Zelensky juga membantah klaim Trump yang menyatakan bahwa tingkat dukungan publik terhadapnya hanya 4%, dan menyebutnya sebagai propaganda dari Rusia. Menurut survei terbaru yang dilakukan oleh Kyiv International Institute of Sociology (KIIS) pada Februari 2024, 57% warga Ukraina masih memberikan kepercayaan kepada Zelensky.
Kebijakan Luar Negeri AS yang Baru
Kurang dari sebulan setelah dilantik sebagai Presiden AS, Trump telah melakukan perubahan signifikan dalam kebijakan luar negeri AS terkait Ukraina dan Rusia. Ia menghentikan upaya Washington untuk mengisolasi Rusia dengan melakukan komunikasi langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, serta mengadakan dialog tingkat tinggi antara pejabat AS dan Rusia.
Pernyataan Trump yang menyebut Zelensky sebagai seorang diktator langsung menuai kritik dari berbagai pemimpin dunia.
Reaksi Dunia Internasional
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, menegaskan bahwa Zelensky masih menjabat berdasarkan hasil pemilu yang sah. Ketika ditanya mengenai siapa yang memulai konflik, Dujarric dengan tegas menyatakan, “Rusia telah menginvasi Ukraina.”
Sementara itu, Kanselir Jerman, Olaf Scholz, menyebut pernyataan Trump sebagai “salah dan berbahaya,” sebagaimana dilaporkan oleh surat kabar Spiegel.
Di Eropa, langkah-langkah Trump dalam beberapa hari terakhir mengejutkan banyak pejabat. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, bahkan mengadakan pertemuan darurat dengan para pemimpin Eropa di Paris untuk membahas dukungan lebih lanjut bagi Ukraina dan memperkuat pertahanan Eropa.
Pertemuan Mendatang dan Dukungan Eropa
Macron dan Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, dijadwalkan untuk mengunjungi Washington minggu depan guna membahas konflik Ukraina dengan pemerintahan Trump, seperti yang dikonfirmasi oleh Penasihat Keamanan Nasional AS, Mike Waltz.
Dalam percakapan dengan Zelensky, Starmer menegaskan dukungan penuh terhadap pemimpin Ukraina yang terpilih secara demokratis.
Trump mengindikasikan kemungkinan untuk bertemu dengan Putin bulan ini. Di sisi lain, Putin menyatakan bahwa Ukraina tidak dilarang untuk ikut serta dalam negosiasi perdamaian, namun keberhasilan negosiasi tersebut sangat bergantung pada tingkat kepercayaan antara Moskow dan Washington.
Kekhawatiran dan Negosiasi
“Kami perlu memastikan bahwa tim kami mempersiapkan isu-isu yang sangat penting bagi Amerika Serikat dan Rusia, termasuk tetapi tidak terbatas pada masalah Ukraina, untuk mencapai solusi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak,” kata Putin dalam pidatonya yang disiarkan di televisi.
Namun, pertemuan antara Rusia dan AS yang berlangsung di Riyadh, Arab Saudi, pada hari Selasa tidak melibatkan Ukraina maupun negara-negara Eropa. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa Rusia dan AS mungkin akan mencapai kesepakatan tanpa mempertimbangkan kepentingan keamanan Ukraina.
Trump juga menekankan perlunya peran lebih besar dari Eropa dalam menjamin kesepakatan gencatan senjata.
Usulan dan Harapan Zelensky
Zelensky, dalam upayanya untuk mendapatkan dukungan dari AS, telah mengusulkan hak eksklusif bagi perusahaan-perusahaan AS untuk mengeksploitasi sumber daya mineral Ukraina sebagai imbalan atas jaminan keamanan dari Washington. Namun, ia mengungkapkan bahwa Trump belum memberikan tanggapan yang jelas.
“Amerika telah memberikan Ukraina US$67 miliar dalam bentuk senjata dan US$31,5 miliar untuk dukungan anggaran. Namun, permintaan Trump agar kami memberikan US$500 miliar dalam bentuk sumber daya mineral bukanlah pembicaraan yang serius,” ungkap Zelensky. “Saya tidak bisa menjual negara saya.”
Dukungan dari Washington
Sementara itu, Keith Kellogg, yang tiba di Kyiv sebagai utusan AS untuk Ukraina, menegaskan bahwa Washington memahami pentingnya jaminan keamanan bagi Ukraina. “Bagian dari misi saya adalah duduk dan mendengarkan,” ujarnya.
Zelensky berharap kunjungan Kellogg dapat memberikan arah yang lebih jelas bagi kebijakan AS terhadap Ukraina. Dalam pidato radionya malam itu, ia menekankan pentingnya “persatuan Eropa dan pragmatisme Amerika” dalam menghadapi ancaman Rusia.