
R. Eka Banyuaji, Direktur UKM, Korporasi, dan Operasi di PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR), telah mengundurkan diri. Surat pengunduran dirinya diterima perusahaan pada Selasa, 11 Februari 2025. Pengunduran diri ini akan dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang akan datang.
Eka bergabung dengan Amar Bank pada Desember 2020 dan memiliki pengalaman panjang di industri perbankan, termasuk di Citibank NA, Bank OCBC NISP, dan China Construction Bank. Meskipun mundur, perusahaan menyatakan bahwa pengunduran diri ini tidak akan berdampak signifikan pada operasional, status hukum, kondisi keuangan, atau aktivitas perusahaan.
Penurunan Saham AMAR
Saham PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) mengalami penurunan signifikan dalam sepekan terakhir. Menurut laporan terbaru, saham AMAR turun sebesar 7,56 persen dari harga Rp176 menjadi Rp159. Selain itu, dalam satu bulan terakhir, saham AMAR mengalami penurunan sebesar 12,64 persen. Perseroan menegaskan bahwa pengunduran diri ini tidak akan mempengaruhi aktivitas, hukum, atau kondisi keuangan Bank AMAR.
Perjalanan Karier Eka Banyuaji
Eka Banyuaji diangkat sebagai Direktur UKM, Korporasi, dan Operasi Bank AMAR pada 11 Desember 2020. Ia memulai kariernya sebagai Marketing Officer di Bank NISP pada tahun 2002 dan kemudian menjabat sebagai Branch Manager di Citibank NA pada tahun 2005. Setelah itu, Eka menjabat di berbagai posisi di Bank OCBC NISP, dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Departemen Micro Banking dari tahun 2007 hingga 2010, serta Kepala Divisi Commercial Express (SME) di China Construction Bank (Bank Windhu Kentjana) dari tahun 2010 hingga 2017.
Prospek Bisnis di Tahun 2025
Prospek bisnis untuk tahun 2025 di Indonesia cukup cerah dengan adanya beberapa tren dan peluang baru. Berikut beberapa di antaranya:
- E-commerce dan Digitalisasi: Sektor e-commerce terus berkembang pesat, terutama dengan adanya adopsi teknologi baru seperti augmented reality (AR) dan artificial intelligence (AI). Bisnis yang dapat mengintegrasikan teknologi ini akan memiliki peluang besar untuk meraih pasar yang lebih luas.
- Energi Terbarukan: Bisnis di sektor energi terbarukan, seperti energi surya dan angin, akan mendapatkan dorongan besar dari kebijakan pemerintah. Investasi di sektor ini tidak hanya berpotensi mengurangi ketergantungan pada energi fosil, tetapi juga menciptakan peluang pekerjaan baru.
- Industri Kesehatan dan Teknologi Medis: Meningkatnya kesadaran akan kesehatan pasca-pandemi membuat peluang bisnis di sektor kesehatan dan teknologi medis semakin menjanjikan.
- Fintech dan Layanan Perbankan Digital: Perkembangan fintech, termasuk layanan digital banking dan pinjaman mikro berbasis aplikasi, akan sangat menguntungkan bagi UMKM dan masyarakat pedesaan yang membutuhkan akses keuangan lebih mudah.
- Bisnis Ramah Lingkungan: Produk dan layanan yang ramah lingkungan semakin diminati oleh konsumen, menciptakan peluang besar bagi bisnis yang berfokus pada keberlanjutan.
- Pendidikan Online: Peningkatan minat terhadap pendidikan online memberikan peluang bagi perusahaan untuk menyediakan platform edukasi yang inovatif dan efektif.
- Smart Home dan IoT: Teknologi rumah pintar dan Internet of Things (IoT) akan semakin berkembang, menciptakan peluang bisnis dalam penyediaan solusi teknologi rumah yang lebih canggih.
Dengan adanya berbagai peluang ini, Bank Amar Indonesia memiliki prospek yang baik untuk meningkatkan kinerjanya dan meraih pertumbuhan yang berkelanjutan di tahun 2025. Terlepas dari tantangan yang ada, perusahaan ini tetap optimis dengan strategi bisnisnya yang berfokus pada inovasi digital dan pembiayaan UMKM.