REGULAR INVESTORS – Saham PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC) mengalami penguatan yang signifikan dalam perdagangan pada hari Rabu (20/11/2024).
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), pada pukul 09.52 WIB, saham INPC melonjak sebesar 21,95 persen menjadi Rp200 per saham. Total nilai transaksi tercatat mencapai Rp48,03 miliar dengan volume perdagangan mencapai 249 juta saham.
Pada hari Selasa (19/11), saham INPC juga mengalami lonjakan sebesar 34,43 persen, mencapai batas auto rejection atas (ARA).
Sejak 21 Oktober 2024, saham INPC telah menunjukkan pergerakan yang fluktuatif, dengan beberapa kali mengalami kenaikan belasan hingga lebih dari 20 persen.
Dalam perkembangan terkait, BEI juga sempat melakukan penghentian sementara (suspensi) terhadap perdagangan INPC pada tanggal 25 Oktober 2024 dan dari 30 Oktober 2024 hingga 7 November 2024.
Dalam satu minggu terakhir, saham INPC mengalami kenaikan sebesar 62,60 persen, sementara dalam sebulan terakhir meningkat hingga 85,19 persen, dan sejak awal tahun (YtD) melonjak 173,97 persen.
Menurut pengamat pasar modal, Michael Yeoh, minat investor terhadap saham INPC meningkat seiring dengan beredarnya rumor mengenai rencana anak perusahaan emiten properti PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) untuk melakukan penawaran umum perdana di bursa pada akhir tahun 2024.
Lebih lanjut, Michael menambahkan bahwa valuasi INPC tergolong menarik.
“Anak perusahaan PANI direncanakan akan melaksanakan IPO pada bulan Desember 2024. Respons pasar terhadap langkah ini berpengaruh pada pergerakan saham INPC, mengingat PBV [price-to-book value] INPC yang masih berada pada valuasi yang terjangkau, yaitu antara 0,7 hingga 0,8 kali,” ungkap Michael Pada Selasa (19/11/2024).
Kedua emiten tersebut memiliki hubungan yang erat di bawah pengawasan taipan Aguan, yang juga dikenal sebagai Sugianto Kusuma.
Aguan, yang merupakan pemimpin dari Agung Sedayu Group, berkolaborasi dengan pengusaha berpengalaman Tomy Winata di INPC dan berperan sebagai pengendali PANI bersama Grup Salim.
Dari sudut pandang teknis, menurut analisis Michael, berdasarkan Teori Elliott Wave, INPC sedang berada dalam gelombang kelima, pulih dari titik terendah di angka 120.
“Ini menunjukkan bahwa INPC telah mencapai titik dasar dari gelombang keempat, di mana gelombang kelima diperkirakan berada di angka 200,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel lain di Google News dan WA Channel