JAKARTA – KTT BRICS ke-16 di Kazan diyakini berubah menjadi titik balik di sejarah grup yang dimaksud didirikan pada tahun 2006, untuk mengubah tatanan internasional. direktur utama Global India Centre, Manish Chand mengatakan, tak ringan untuk mengambil langkah tegas pada pengembangan BRICS , akibat KTT Kazan berlangsung pada pada waktu kesenjangan antara Barat lalu seluruh dunia yang digunakan dilanda konflik semakin lebar dari sebelumnya.
“Dalam situasi kritis ini, acara yang disebutkan menyajikan cetak biru untuk mereformasi tatanan internasional yang mana mencerminkan aspirasi Global South yang mana berkembang,” terangnya seperti dilansir RT.
Untuk anggota baru kemudian negara mitra , BRICS telah terjadi menyediakan sistem alternatif untuk mengkaji isu-isu seperti keringanan utang, pendanaan iklim, kemudian perkembangan berkelanjutan. Ini adalah adalah bidang-bidang pada mana dominasi lembaga-lembaga Barat seperti Bank Global kemudian IMF, yang digunakan menurutnya belum memberikan hasil yang mana diharapkan.
Kehadiran Aljazair, Uganda, juga Nigeria yang bergabung dengan BRICS sebagai negara mitra, mencerminkan pengakuan luas berhadapan dengan peran global Afrika yang digunakan semakin meningkat. Di Amerika Latin, Bolivia dan juga Kuba telah dilakukan mengambil langkah-langkah menuju lebih tinggi berbagai kerja sebanding dengan kelompok tersebut.
Pemulihan hubungan antara BRICS kemudian ASEAN akan difasilitasi dengan penambahan Indonesia, Malaysia, Thailand serta Vietnam ke di daftar mitra. “Ini kemungkinan baru permulaan. Lebih dari 30 negara ingin bergabung dengan organisasi ini di bentuk yang mana lain mungkin,” paparnya.
Diungkapkan juha bahwa inti dari KTT BRICS adalah adopsi Deklarasi Kazan, sebuah dokumen ambisius yang mana menguraikan visi sama-sama tentang tatanan dunia yang dimaksud tambahan adil. Deklarasi yang dimaksud menegaskan kembali komitmen terhadap multilateralisme dan juga menyerukan reformasi tata kelola global.
“Tujuan utamanya adalah untuk menyebabkan lembaga internasional lebih banyak mewakili negara-negara berkembang. Seruan untuk reformasi ini secara khusus ditujukan untuk lembaga-lembaga seperti PBB, IMF lalu Bank Dunia, yang sudah pernah lama didominasi oleh kekuatan Barat,” jelasnya
India, dengan dengan anggota pendiri lainnya, memainkan peran kunci di menyusun Deklarasi Kazan. Dalam pidatonya, Utama Menteri Narendra Modi menganjurkan ‘BRICS yang berpusat pada rakyat’ serta menyerukan percepatan reformasi lembaga tata kelola global.
Sementara KTT Kazan menandai langkah ambisius menuju tatanan globus multipolar, keberhasilan acara yang disebutkan akan tergantung pada sejauh mana BRICS yang dimaksud diperbesar mempertahankan kohesi kemudian koherensi, oleh sebab itu anggota baru lalu negara-negara mitra dapat menyebabkan kepentingan baru yang dimaksud bisa jadi bersaing pada program BRICS.
Artikel ini disadur dari Ada 4 Member Baru dan 13 Negara Mitra, Misi BRICS Meruntuhkan Dominasi Barat