Jakarta – Direktur Utama BRI Finance, Wahyudi Darmawan, memaparkan bahwa akses terhadap barang pinjaman online atau pinjol sangat mudah-mudahan untuk didapatkan. Hal ini menjadi salah satu alasan meningkatnya minat generasi Z untuk menggunakan layanan pinjol, yang dimaksud semakin populer di dalam kalangan anak muda.
“Modal KTP, kemudian nanti sudah ada semata-mata selfie, isi data, segala macam sudah ada verified, dengan segera kita mendapatkan dana pinjamannya,” ujar Wahyudi pada acara Nusantara Industry Outlook 2025 Conference pada Rabu, 23 Oktober 2024.
Selain kemudahan mengakses, Wahyudi membeberkan bahwa dana dari pinjaman yang disebutkan juga boleh digunakan untuk membeli apa saja, tak ada ketentuan spesifik seperti untuk modal usaha, mencicil barang, kemudian lain sebagainya.
Oleh lantaran itu, ia menekankan perlunya regulasi yang tersebut ketat terkait pinjol untuk menjaga dari generasi Z tertahan pada utang. Regulasi yang disebutkan seharusnya menetapkan batasan jelas mengenai tujuan pemakaian pinjol agar layanan ini tidak ada disalahgunakan.
“Nah pinjol kemungkinan besar juga harus diregulasi lebih besar ketat lagi, juga sampai diatur pada level penggunaannya, ini untuk apa segala macam. Karena kan kredit-kredit yang dimaksud lain rata-rata semuanya telah spesifik peruntukannya,” kata dia.
Sebagai informasi, hasil survei Inventure 2024 tentang Indonesia Market Outlook 2025 menunjukkan ada 34 persen Gen Z pernah mengakses pinjol pada enam bulan terakhir pada September 2024. Sementara itu, 66 persen Gen Z menyatakan tak pernah mengakses layanan pinjol yang mana meliputi Kredivo, Dana, Akulaku, Easy Cash, kemudian lain-lain.
“Artinya satu dari tiga Gen Z mengakses pinjol. Alasan paling dominan untuk membeli barang konsumsi, seperti gadget premium,” kata Yuswohady, Managing Partner Inventure, pada press conference secara daring Negara Indonesia Industry Outlook 2025 bertajuk tema Negara Indonesia Market Outlook 2025: Kelas Menengah Hancur, Masihkah Bisnis Mantul? pada Selasa, 22 Oktober 2024.
Yuswohady mengutarakan berdasarkan hasil survei, ada 61 persen Gen Z menggunakan hasil pinjol ini untuk membeli barang konsumsi (gadget, peralatan rumah tangga, dll); 35 persen Gen Z berbelanja (baju, sepatu, dll) pada toko online atau offline dari hasil pinjol; 27 persen untuk modal usaha; 23 persen Gen Z menggunakan pinjol untuk nongkrong serta liburan (ngopi, ongkos transportasi, makanan, maupun belanja ketika liburan). Selain itu, ada juga 18 persen Gen Z yang mana menggunakan pinjol untuk menghentikan keperluan sehari-hari, 13 persen untuk membayar cicilan yang digunakan telah ada, dan juga 5 persen untuk biaya pendidikan.
“Hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup Gen Z yang dimaksud gemar mendokumentasikan aktivitas merekan ketika memerhatikan konser atau liburan, kemudian mengunggah ke media sosial,” kata dia.
Adil Al Hasan berkontribusi pada tulisan ini.
: Terpopuler: Prabowo akan Mempercepat Pembangunan IKN, Indef Sebut Kabinet Super Gemuk Gerakannya Lamban
Artikel ini disadur dari Terlalu Mudah Diakses, Dirut BRI Finance Sebut Perlu Penguatan Regulasi Pinjol