PT Bursa Efek Nusantara (BEI) terus memacu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melaksanakan pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada bursa modal Indonesia.
Sampai pada waktu ini, sejumlah 14 perusahaan BUMN serta 23 anak perusahaan BUMN sudah tercatat di BEI, sehingga total terdapat 37 perusahaan BUMN juga anak usahanya.
Dari 20 perusahaan dengan market cap terbesar pada indeks LQ45, Direktur Utama BEI Iman Rachman di Press Room BEI Jakarta, Kamis, menyampaikan bahwa sebanyak-banyaknya lima perusahaan BUMN dan juga satu anak perusahaan BUMN masuk ke di jajaran tersebut.
"Menarik, bahwa dari 20 perusahaan dengan market cap terbesar, secara nilai operasi per hari itu kontribusinya 60 persen, yang digunakan mana sekitar 5 itu perusahaan BUMN serta satu anak perusahaan BUMN," ujar Iman.
Dari sumbangan 60 persen proses harian tersebut, Iman melanjutkan bahwa sekitar 15 persen dikontribusikan oleh lima perusahaan BUMN dan juga satu anak perusahaan BUMN tersebut.
Dengan demikian, Iman berharap akan semakin sejumlah perusahaan BUMN kemudian anak perusahaan BUMN akan menggelar IPO di pangsa modal Tanah Air pada tahun- tahun mendatang.
Di sisi lain, Ia tiada memungkiri bahwa ketika ini tiada semua perusahaan BUMN dan juga anak perusahaan BUMN yang digunakan tercatat di BEI miliki kinerja yang positif, dalam antaranya terdapat yang menjalani serangkaian restrukturisasi.
"Tetapi, bursa meninjau selama ini komitmen daripada pemegang saham memberikan andil yang besar bagi restructuring company-nya," ujar Iman.
Namun demikian, pihaknya optimistis setiap perusahaan BUMN serta anak perusahaan BUMN miliki komitmen untuk memperbaiki kinerja merek ke depannya.
"Kita lihat Garuda (misalnya ) disuspend pada saat kejadian gitu ya, sekarang udah dibuka. Mereka mulai trading kendati masih biaya di bawah IPO. Tapi komitmen dari pemegang saham itu kelihatan, teristimewa pemerintah," ujar Iman.