Nusa Dua, Bali – Mandiri Sekuritas merekomendasikan para pemodal untuk membeli saham PT Bank Syariah Negara Indonesia Tbk (kode saham: BRIS) dengan target nilai (target price/TP) Rp3.500 per lembar saham
“Valuasi ini kita tempatkan dalam price to book (PB), targetnya itu di dalam 3,6 kali tahun ini serta 3,1 kali untuk tahun 2025. Ini adalah telah mendekati BCA yang dimaksud 5 kali book secara valuasi. Dan itu valuasi multiple-nya juga lebih tinggi baik dibandingkan BRI dan juga Mandiri pada hitungan kami,” kata Deputy Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Kresna Hutabarat dalam Nusa Dua, Bali, Sabtu.
Di antara tujuh bank terbesar ke Indonesia, Kresna mengungkapkan bahwa ekspektasi pangsa modal terhadap perkembangan laba bersih BSI termasuk yang digunakan tertinggi yakni mencapai 19,3 persen pada tahun penuh 2024 dan juga 20,8 persen pada tahun penuh 2025.
Angka ekuitas BSI juga diekspektasikan berkembang lebih tinggi di dalam antara tujuh bank terbesar, yaitu sebesar 15,7 persen pada 2024 kemudian 16,3 persen pada 2025. Adapun return on equity (ROE) BSI diperkirakan meningkat ke kisaran 17 persen pada 2025 dari kisaran 16 persen pada 2024.
BRIS pada perdagangan Hari Jumat (18/10) ditutup dalam level Rp3.100. Secara year to date (ytd), Kresna mengutarakan bahwa kenaikan biaya saham BSI berhasil melampaui kenaikan nilai Ukuran Harga Saham Gabungan (IHSG), kelompok 45 saham unggulan (LQ45), kemudian rata-rata harga jual saham empat bank besar (big four banks). Bahkan, melampaui kenaikan nilai S&P 500, Hang Seng Index, juga emas globus secara year to date.
“Di tahun ini memang sebenarnya pendorong peningkatan tarif saham BSI lebih tinggi didorong oleh valuasi, PBV multiple changes kalau dibandingkan itu sekitar 49 persen atau hampir 50 persen dari kenaikan nilai tukar sahamnya atau shareholder return yang tersebut sebesar 75 persen itu didongkrak oleh valuasi yang digunakan didorong oleh ekspektasi ROE kemudian kepercayaan pemodal untuk prospek perkembangan BSI itu sendiri,” kata Kresna.
Pada semester I 2024, BSI mencatatkan perkembangan laba sebesar 20,28 persen secara tahunan (year on year/yoy) mencapai Rp3,4 triliun. Komposisi dana tidak mahal (CASA) mencapai 62,05 persen, sementara komposisi pembiayaan 71,73 persen berada ke segmen ritel kemudian konsumer di antaranya UMKM.
Dana pihak ketiga (DPK) BSI berkembang 17,50 persen yoy menjadi Rp296,70 triliun per Juni 2024. Prestasi tabungan naik 16,09 persen ke level Rp128,78 triliun. Dari total tabungan itu, sekitar 39 persen atau Rp49,96 triliun merupakan tabungan wadiah pada mana perusahaan bukan memberikan bagi hasil sehingga dapat mempertahankan level cost of fund (CoF).
Aset BSI tercatat meningkat sebesar 15,10 persen yoy bermetamorfosis menjadi Rp360,85 triliun. Setiap Juni 2024, pembiayaan BSI mencapai Rp257,39 triliun atau berkembang 15,99 persen yoy. Adapun rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) yang dimaksud turun ke level 1,99 persen (gross), sangat membaik dibandingkan Juni 2023 yang mana sebesar 2,31 persen.
Untuk akhir Juni tahun ini, pendapatan perusahaan ditopang oleh pendapatan margin juga bagi hasil yang dimaksud naik 11,44 persen berubah menjadi Rp12,08 triliun dan juga pendapatan berbasis fee yang digunakan berkembang 28,01 persen bermetamorfosis menjadi Rp2,48 triliun.
Di sisi lain, rasio efisiensi (BOPO) turun dari 70,87 persen ke level 69,23 persen. Rasio profitabilitas ROE perusahaan juga tercatat membaik ke level 17,88 persen, naik dari 17,27 persen tempat Juni 2023.
Artikel ini disadur dari Mandiri Sekuritas rekomendasikan beli saham BRIS dengan TP Rp3.500