WASHINGTON – Gerrymandering disebut manipulasi suara, perebutan kekuasaan, serta sekadar tindakan licik. Namun, itu legal, lalu baik Partai Republik maupun Demokrat melakukannya.
Manipulasi wilayah pemilihan, proses menggambar ulang distrik pemungutan pernyataan untuk menguntungkan partai politik, sudah ada ada sejak lama pada Amerika Serikat, tetapi masih menjadi bagian penting dari rute kebijakan pemerintah modern.
Dalam pemilihan umum tahun ini, manipulasi area pemilihan dapat memengaruhi hasil pemilihan penting untuk DPR Negeri Paman Sam juga badan legislatif negara bagian.
Apa itu Gerrymandering yang tersebut Selalu Jadi Kontroversi pada pemilihan AS?
1. Manipulasi Jadi Hal yang tersebut Lazim
Umumnya, setiap dekade, negara bagian memperbarui distrik pemungutan kata-kata mereka untuk mencerminkan pembaharuan populasi.
Melansir Al Jazeera, pada sinilah manipulasi area pemilihan merayap ke pada langkah-langkah tersebut. Partai kebijakan pemerintah mencoba menggambar ulang peta elektoral untuk memberi pihak merek jumlah keseluruhan kursi terbanyak di badan legislatif negara bagian serta Kongres.
Batas distrik dimanipulasi untuk menyatukan atau memisahkan pemilih yang mana sepemikiran, baik untuk menguatkan atau merusak kekuatan kekuatan pendapat mereka.
Hasilnya kerap kali berbentuk distrik yang tersebut berbelit-belit dengan batas yang dimaksud berliku-liku yang tersebut dibuat untuk menyertakan beberapa pemilih serta mengesampingkan yang digunakan lain.
2. Politikus Bisa Memilih Pemilih Mereka
Pada dasarnya, gerrymandering memungkinkan politisi untuk memilih pemilih mereka, tidak sebaliknya.
Kata yang disebutkan diciptakan pada tahun 1812 saat gubernur Massachusetts, Elbridge Gerry, menggambar ulang peta elektoral untuk Senat negara bagian demi keuntungan partainya.
3. Menginspirasi Munculnya Tokoh Kartun Gerry-mander
Hasilnya adalah distrik berbentuk aneh yang dimaksud tampak seperti salamander.
Hal ini mengilhami kartunis Elkanah Tisdale untuk menggambar makhluk mitos untuk Boston Gazette, lalu menyebutnya “Gerry-mander”. Nama itu melekat.
4. Mendorong Polikus untuk Melemahkan Minoritas Ras
Gerrymandering kontroversial — juga tidak semata-mata dikarenakan hal itu merupakan upaya terang-terangan untuk mendapatkan suara. Kritikus mengklaim hal itu dapat merusak kekuatan kekuatan ucapan kaum minoritas ras lalu mengacaukan demokrasi.
Sebuah studi tahun 2023 oleh para peneliti Universitas Harvard menemukan bahwa gerrymandering rutin kali menciptakan kursi “aman” bagi politisi, yang mana berarti persaingan di pemilihan merek menjadi kurang kompetitif. Akibatnya, politisi yang dimaksud menjadi kurang responsif terhadap keinginan konstituen mereka, yang tersebut akibatnya berubah menjadi tiada bersemangat untuk memilih.
Artikel ini disadur dari Apa itu Gerrymandering yang Selalu Jadi Kontroversi pada Pemilu AS?