JAKARTA – KTT BRICS dipastikan tidaklah akan diramaikan oleh para petinggi negara-negara anggotanya, pasca Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva membatalkan perjalanan ke Rusia. Pemimpin Brazil itu dipastikan akan absen pada pertandingan tahunan BRICS, akibat mengalami cedera awal pekan ini.
KTT BRICS dijadwalkan berlangsung selama tiga hari ke kota terbesar kelima Rusia , Kazan yang akan dimulai Selasa (22/10) waktu setempat. Sebelumnya Lula diperkirakan akan bertemu dengan Presiden Vladimir Presiden Rusia dari Rusia lalu Xi Jinping dari China di sela-sela acara KTT BRICS.
Sebagai gantinya, Menteri Luar Negeri Brasil, Mauro Vieira akan mengunjungi konferensi penghadapan tingkat tinggi BRICS.
“Presiden Luiz Inacio Lula da Silva, sesuai dengan saran medis, tidak ada akan melakukan perjalanan ke KTT BRICS dalam Kazan oleh sebab itu belum bisa saja melakukan penerbangan jarak jauh,” ungkap di sebuah pernyataan singkat pada hari Akhir Pekan seperti dilansir RT.
Ia menambahkan, bahwa Lula akan mengambil bagian pada acara yang disebutkan melalui konferensi video di dalam KTT BRICS juga kembali ke jadwal normalnya di dalam akhir pekan.
Politisi veteran berusia 78 tahun itu dirawat ke rumah sakit setelahnya terluka pada insiden ke kediamannya pada hari Sabtu. Menurut pernyataan dari Rumah Sakit Sirio-Libanes di Sao Paulo, presiden Brasil itu menerima hantaman benda tumpul ke bagian belakang kepala. Menurut media lokal, Luiz terpeleset dalam kamar mandinya.
Setelah menjalani pemeriksaan oleh regu medis, beliau disarankan untuk menyavoid penerbangan jarak jauh,” kata rumah sakit. Presiden Luiz sejak itu telah dilakukan dipulangkan kemudian kembali ke rumah.
Sebagai informasi BRICS awalnya didirikan pada tahun 2006 oleh Rusia, China, India, lalu Brasil untuk meningkatkan perdagangan lalu pembangunan ekonomi pada sektor ekonomi setiap-tiap negara. Tim ini akhirnya berkembang dengan sembilan anggota juga memperluas agendanya ke keamanan dan juga isu-isu global lainnya.
Dalam KTT kali ini, Rusia sebagai pemegang pimpinan BRICS mengusulkan inovasi pada pembayaran lintas batas yang direalisasikan di dalam antara negara-negara BRICS yang dimaksud bertujuan untuk mengelakkan sistem keuangan global, dikarenakan negara yang tersebut dikenai sanksi berat ini mencoba untuk melindungi ekonominya sendiri.
Rusia berupaya meyakinkan negara-negara anggota BRICS untuk mendirikan platform digital alternatif pembayaran internasional yang digunakan akan kebal terhadap sanksi Barat ketika berubah jadi tuan rumah KTT BRICS yang mana akan diselenggarakan pekan depan. Rusia ingin menggemakan agar negara-negara lain mengambil bagian bekerja sebanding dengannya untuk merombak sistem keuangan global lalu mengakhiri dominasi dolar Negeri Paman Sam .
BRICS memiliki kesempatan unik untuk membentuk arah konstruksi global,” kata Lula tahun lalu. “Negara-negara kita bersama-sama mewakili sepertiga dari kegiatan ekonomi dunia.”
Artikel ini disadur dari Sistem Penghancur Dolar AS Terancam Batal saat KTT BRICS Ditinggal Brazil dan Arab Saudi