Gaza City –
Organisasi Aspek Kesehatan Planet (WHO) akan segera menyelamatkan berjumlah 1.000 perempuan dan juga anak-anak dari Jalur Gaza, yang mana sedang dilanda perang, ke negara-negara Eropa. Mereka yang mana dievakuasi merupakan orang-orang yang dimaksud membutuhkan perawatan medis yang digunakan mendesak.
Kepala WHO cabang Eropa, Hans Kluge, pada pernyataannya, seperti dilansir AFP, Hari Senin (21/10/2024), menyampaikan rencana pemindahan itu mendapatkan persetujuan dari Israel, yang dimaksud pada masa kini mengepung wilayah Palestina yang digunakan hancur akibat konflik selama tahunan terakhir.
“(Israel) Berkomitmen untuk melakukan 1.000 penyelamatan darurat medis lagi pada beberapa bulan ke depan ke Uni Eropa,” ucap Kluge pada wawancara dengan AFP.
Dia mengumumkan pengungsian medis itu akan difasilitasi oleh WHO, yang merupakan badan kesegaran Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan juga negara-negara Eropa yang terlibat. Dia tak mengatakan lebih tinggi lanjut negara mana hanya yang terlibat.
Para penyelidik PBB menyatakan bahwa negara Israel secara sengaja berusaha mencapai fasilitas-fasilitas kesejahteraan dalam Jalur Gaza, kemudian membunuh dan juga menyiksa para personel medis ke tempat kantong Palestina itu selama pertempuran berhadapan dengan organisasi Hamas berkecamuk sejak Oktober tahun lalu.
PBB juga menuduh Tel Aviv sudah pernah melakukan “kejahatan terhadap kemanusiaan” pada perangnya di Jalur Gaza.
Perwakilan WHO ke wilayah pendudukan Palestina, Rik Peeperkorn, mengutarakan pada Mei tak lama kemudian bahwa sekitar 10.000 pemukim wajib dievakuasi dari Jalur Kawasan Gaza untuk mendapatkan perawatan medis yang tersebut mendesak.
WHO Eropa telah dilakukan memfasilitasi sekitar 600 pemindahan medis dari Jalur Wilayah Gaza ke sejumlah tujuh negara Eropa selama peperangan berkecamuk dalam setahun terakhir.
“Hal ini tidak ada akan pernah muncul jikalau kita tidaklah melindungi dialog (terbuka,” sebut Kluge pada pernyataannya.
Dia menambahkan bahwa hal yang tersebut identik berlaku untuk negara Ukraina yang dimaksud dilanda peperangan sejak Rusia melancarkan invasi militer tahun 2022 lalu. Menurut WHO, sekitar 2.000 serangan tercatat menghantam pusat-pusat kesehatan di negara Ukraina selama invasi Wilayah Moskow berlangsung.
Kluge, pada pernyataannya, juga menekankan pentingnya untuk “tidak mempolitisasi kesehatan”.
“Obat yang tersebut paling penting adalah perdamaian,” cetusnya, sembari menekankan bahwa para tim medis harus diizinkan melakukan pekerjaan merekan ke zona-zona konflik.
Simak: Video Ribuan Warga Wilayah Gaza Utara Kembali Dipaksa tanah Israel untuk Mengungsi
[Gambas:Video 20detik]
Artikel ini disadur dari WHO Segera Evakuasi 1.000 Perempuan-Anak dari Gaza ke Eropa