Jakarta – Presiden serta Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dilantik pada Ahad, 20 Oktober 2024. Akankah Ketua Umum Partai Demokrasi Tanah Air Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri hadir dalam acara pelantikan tersebut?
Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Siti Fauziah mengucapkan insyaallah ketika menjawab persoalan konfirmasi penampilan Presiden Ke-5 RI Megawati Soekarnoputri di acara pelantikan Prabowo-Gibran.
Sebelumnya, Ketua MPR RI Ahmad Muzani mengatakan, beliau akan mengkonfirmasikan kembali terkait waktu pengantaran surat undangan pelantikan terhadap Megawati.
“Saya akan konfirmasi waktu malam ini (Rabu malam) dengan Ibu Mega. Mudah-mudahan besok (Kamis) juga sekalian,” ujar Muzani dalam Jalan Brawijaya Raya, Kebayoran Baru, DKI Jakarta Selatan, Rabu, 16 Oktober 2024.
Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah menyambangi kediaman Megawati, Kamis sore, 17 Oktober 2024. Basarah mengaku mendapat amanah untuk menyampaikan instruksi dari Megawati untuk Ketua MPR Ahmad Muzani.
“Saya baru akan melapor terhadap Ibu Ketua Umum (Megawati) tentang beberapa hal yang mana beliau amanatkan terhadap saya untuk disampaikan untuk Pak Muzani,” kata Basarah terhadap awak media ke kediaman pribadi Megawati, Jalan Teuku Umar, Menteng, Ibukota Pusat, Kamis, 17 Oktober 2024.
Megawati serta Prabowo sendiri pernah berubah menjadi kawan maupun lawan di dinamika perpolitikan tanah air. Hubungan keduanya pun mengalami pasang surut seiring dengan tempat kebijakan pemerintah masing-masing. Megawati lalu Prabowo pernah berduet ke Pemilihan Presiden 2009. Berikut kilasnya.
Bersatu di dalam Pilpres 2009, berpisah ke Pilpres 2014
Megawati lalu Prabowo berubah jadi pasangan calon presiden serta calon delegasi presiden pada Pemilihan Presiden atau Pilpres 2009. Lawan mereka pada waktu itu adalah pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono dan juga Jusuf Kalla-Wiranto.
Pasangan Megawati-Prabowo ditetapkan pada hari terakhir menjauhi pendaftaran ke KPU pada 15 Mei 2009. Proses koalisi PDIP juga Gerindra ini memakan waktu yang mana panjang lalu cukup alot.
Selama kampanye, keakraban keduanya kerap terlihat. Salah satunya adalah ketika masa tenang mendekati pemungutan suara, Prabowo tampak akrab masak bersatu Megawati di Jalan Kebagusan, Ibukota Indonesia Selatan, pada 7 Juli 2009. Namun pada Pilpres itu, pasangan Megawati-Prabowo kalah kalah telak dari pasangan SBY-Boediono yang dimaksud meraih 73.874.562 suara. Sejak itu, keduanya jarang terlihat bersatu lagi.
Saat Pilpres 2014, Megawati memilih menunjuk Joko Widodo atau Jokowi sebagai calon presiden. Manuver Megawati itu mengakibatkan kekecewaan yang tersebut besar bagi Prabowo. Pasalnya, merek pernah mengesahkan Perjanjian Batu Tulis pada 16 Mei 2009 dengan tujuh poin kesepakatan.
Prabowo awalnya ingin peran delegasi presiden dikuatkan seperti perdana menteri. Megawati menolak usulan itu akibat dianggap berjuang melawan konstitusi. Prabowo menerima kesepakatan dikarenakan diberi janji akan datang disokong bermetamorfosis menjadi presiden pada pemilihan raya 2014 seperti ditulis di poin ketujuh Perjanjian Batu Tulis.
“Kalau Anda manusia, tak lama kemudian ada di dalam pihak saya, bagaimana? Ya, pikirkan saja,” kata Prabowo di DKI Jakarta pada Ahad, 16 Maret 2014.
HATTA MUARABAGJA | KHUMAR MAHENDRA | BOBBY CHANDRA | EKA YUDHA SAPUTRA | DEWI NURITA
Artikel ini disadur dari Menggadang-gadang Pertemuan Megawati-Prabowo, Bersatu di Pilpres 2009 Lalu Pisah Jalan di Pilpres 2014